mkz organisation

Mengenai Saya

Foto saya
pemalang, jawa tengah, Indonesia

Total Tayangan Halaman

Kamis, 23 Desember 2010

laporan perjalanan

LAPO RAN PERJALANAN

KE
OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR
SMA NEGERI 1 MOGA
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Karya tulis ini disusun sebagai laporan hasil perjalanan ke objek wisata di daerah Yogyakarta & sekitarnya untuk memenuhi tugas akhir semester genap kelas VIII tahun pelajaran 2009 / 2010



 










Disusun oleh :
M. KHOERUZZAMAN



PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA DAERAH SMA NEGERI 1 MOGA
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010


KATA PENGANTAR


            Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyusun karya tulis ini.
Selain itu, karya tulis ini kami susun untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya suatu peninggalan sejarah. Karena peninggalan sejarah ada untuk kita lestarikan bukan untuk dirusak.
Terwujudnya karya tulis ini berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pembimbing dan semua guru yang terlibat disini dan kami ucapkan terima kasih. Semoga karya tulis yang kami susun dapat bermanfaat bagi kita semua. Bila ada kesalahan, kami minta maaf.



Penulis


M. Khoeruzzaman

HALAMAN PENGESAHAN

Penyusunan karya tulis ini telah disahkan dan disetujui pada :
Hari               :
Tanggal        :
Oleh              :




Wali Kelas




ONE FASE K S,P
NIP. 1972022 2200012 0 001

Pembimbing




Dra. ERNA SETYANI Msi
NIP. 19590505199802 2001



Kepala SMAN 1 MOGA



AYANTO S Pd M Pd
NIP. 195510311977111002

DAFTAR ISI

Halaman judul.......................................................................................................... i
MOTTO ................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iii
Halaman Pengesahan .......................................................................................... iv
Daftar Isi..........................................................................................................        v
BAB      I. ......................................................................................................... PENDAHULUAN                1
A.   Latar Belakang ..................................................................................... 1
-      Latar Belakang  Laporan Perjalanan ............................................... 1
-      Latar Belakang diadakan Perjalanan .............................................. 1
B.   Tujuan .................................................................................................. 1
C.  Manfaat ................................................................................................ 2

BAB II. METODE PENGUMPULAN ................................................................... 3
A.       Observasi/Pengamatan ..................................................................... 3
B.       Wawancara ........................................................................................ 3
C.       Studi kepustakaan ............................................................................. 3
D.       Pengolahan Data dn Penyajiannya.................................................... 3

BAB      III    LAPORAN HASIL PERJALANAN ................................................. 5
A.       Lokasi ................................................................................................. 5
B.       Nama, Fungsi dan Arti  ...................................................................... 6
C.       Bentuk ................................................................................................ 7

BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 8
A.       Kesimpulan ........................................................................................ 8
B.       Saran ................................................................................................. 8
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN


A.       LATAR BELAKANG
§      Latar Belakang Laporan Perjalanan
            Tugas sekolah adalah kegiatan kewajiban dari seseorang siswa yang harus diselesaikan. Salah satu tugas sekolah dalam hal ini adalah menyusun karya tulis yang berbentuk laporan. Adapun laporan yang ditugaskan ini berupa laporan perjalanan. Perjalanan karya wisata atau sering orang menyebut study tour. Inilah yang merupakan fokus penyusunan laporan.
            Laporan disusun setelah kegiatan dilaksanakan. Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah study tour ke Yogyakarta Jawa Tengah, oleh karena itu laporan ini segera kami susun dan kami beri judul “STUDY TOUR TO YOGJA siswa SMP Negeri 5 Nganjuk Tahun ajaran 2010”.

§      Latar belakang diadakan Perjalanan
            Dengan diadakan perjalanan study tour ini bukan semata-mata hanya untuk berlibur saja. Karena dengan diadakan perjalanan ini untuk menyelenggarakan kegiatan karya tulis ilmiah sederhana ini.

B.       TUJUAN
            Penyusunan laporan kegiatan wisata ini memiliki beberapa tujuan antara lain :
1.      Memenuhi tugas akhir sekolah untuk membuat karya tukis ilmiah sederhana   (KTIS)
2.      Mengetahui hasil akhir kegiatan siswa tahun 2010-06-02
3.      Dapat mengetahui cara pembuatan karya tulis yang sederhana berbentuk laporan.




C.       MANFAAT
            Dengan adanya kegiatan study tour ini bisa mengembangkan dan memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini,harapan lebih luas, kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.

BAB II
METODE PENGUMPULAN & METODE PENYUSUNAN LAPORAN


A.       OBSERVASI / PENGAMATAN
            Setelah kami mengamati sekian banyak objek-objek yang ada ditanam pintar dan sekitarnya. Kami dapat menyimpulkan bahwa ternyata tempat tersebut sangat indah,dan memiliki bangunan-bangunan yang cukup kuat ,dan juga benda-benda disana mengandung banyak arti dan makna yang tersmbunyi.

B.       CATATAN
            Penjelasan Candi Borobudur didapat dari Artikel yang ditata dengan rapi dan dibentuk menjadi sebuah karya yang bisa  menambah wawasan kita. Selain itu disana terdapat bangunan-bangunan yang masih kokoh. dan yang lebih menariknya lagi sebelum kita masuk kedalam canci borobudur di pelatarannya kita sudah sambut oleh penjual buku yang isinya tentang sejarah candi tersebut.

C.       STUDI KEPUSTAKAAN
            Pertama-tama kita melakukan kegiatan pengamatan terhadap objek dari kegiatan tersebut. Kami mendapatkan data-data dan keterangannya yang penting untuk pembuatan laporan perjalanan. Setelah itu kita menguraikan tentang kegiatan pencarian data atau informasi dari bahan bacaanyang kemudian dijadikan sebuah laporan.

D.       PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA
§      Langkah-langkah yang kami ambil yaitu pembagian tugas bagi setiap individu untuk mencari data-data yang diperlukan, setelah itu yang dibuat untuk penyusunan sebuah laporan

§      Data-data yang telah terkumpul lalu kami gabungkan menjadi satu kelompok, berdasarkan urutannya, setelah itu dikonsultssikan terlebih dahulu kepada pembimbingnya untuk dipertanyakan bahwa laporan kami buat apakah sudah tepat atau sebaliknya.

§      Setelah itu baru kami jadikan sebuah laporan yang berjudul karya tulis ilmiah sederhana (KTIS).
BAB III
LAPORAN HASIL PERJALANAN

A.       LOKASI
     Candi Borobudur terletak di kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Twngah. Candi ini dan kota Magelang terletak di sebelah selatan + 15 km dalam jarak lurus. Dataran Kedu yang berbukit, hampir seluruhnya dilingkari pegunungan. Gunung yang melingkari candi Borobudur antara lain : sebelah timur terdapat gunung Merbabu dan gunung Merapi, barat laut Sumbing dan gunung Sindoro, dan keempat gunung tersebut hanya gunung Merapi yang masih aktif sebagai gunung berapi. Di sebelah utara terdapat gunung Tidar, walaupun tidak sebesar gunung tersebut di atas namun gunung ini terkenal dengan sebutan “Pakuning Tanah Jowo”. Sedang sebelah selatan terdapat pegunungan Menoreh, bila dilihat dari candi Borobudur, puncak-puncak yang menjulang tinggi, nampak serupa dengan seseorang yang sedang tidur terlentang membujur dari timur ke barat. Lekukan-lekukan pegunungan itu seolah menggambarkan kepala lengkap dengan hidung, bibir dan dagu juga bagian perut samapi kaki. Karena keadaan seperti itulah maka cerita rakyat berkembang bahwa yang sedang tidur terlentang itu adalah GUNADHARMA, yaitu ahli bangunan yang menurut kepercayaan telah berhasil enciptakan candi Borobudur dan menjaganya sambil mengawasi ciptaannya dari masa ke masa.b disebelah selatan candi Borobudur terdapat candi Pawon dan candi Mendut.
     Cadi Pwon, mempunyai bilik, didalamnya tak terdapat satu petungpun juga tidak diketahui Dewa siapa yang dipuja. Oleh karena itu tidak dapat dipastikan apa fungsi candi pawon dalam hubungannya dengan candi Borobudur. Dimungkinkan candi Pawon sebagai tempat istirahat dalam perjalanan ziarah, karena letak candi ini di antara candi Mendud dan candi Borobudur.
     Candi Mendut sebagai tempat pemujaan. Di dalam bilik terdapat sebuah patung Budha (besar) yang menggambarkan sang Budha sedang duduk di atas singasana, sikap tangan menggambarkan saat ia pertama kali memberikan wejangan di taman Rusa. Patung tersebut diapit oleh pengiringnya yakni AWALQKITESWARA dan WAJRAPANI.
Candi Borobudur terletak paling barat diantara tiga candi tersebut.


Denah candi Borobudur, lengkap dngan posisi stupa yang berada pada teras LII dan III, serta dinding langkan tingkat I –v dan juga gapura serta tangga naik turu pada keempat sisinya (timur, selatan, barat dan utara).

B.       NAMA, ARTI dan FUNGSI
            Mengenai arti  dan nama candi Borobudur sampai sekarang memang belum jelas. Namun menurut Soesirman,Drs dalam bukunya “Borobudur salah satu keajaiban dunia” menjelaskan antar lain sebagai berikut.
            Nama Borobudur berasal dari gabungan kata-kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata sanskerta “vihara” yang berarti komplek candi dan bihara atau juga asrama(menurut Poerbatjaraka dan Stutterheim). Sedangkan Budur dalam bahasa Bali “Beduhur” yang artinya atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama! Bihara (klompok candi yang terletak di atas bukit).
            Memang dihalaman barat laut dari candi Borobudur sewaktu diadakan penggalian ditemukan sisa-sisa bekas sebuah bangunan yang dimungkinkan bangunan bihara. Pendapat lain dikemukakan oleh Casparis berdasarkan prasasti Sri Kahulunan (842 M). Di dalam prasasti tersebut terdapat nama sebuah kuil “Bhumisambhara” yangmenurutnya nama itu tidak lengkap. Agaknya masihada lagi sepatah kata untuk “gunung” dibelakangnya, sehingga nama seluruhnya seharusnya “Bhumisambhara Budhara”. Dan kata inilah akhirnya terjadi nama Borobudur.
            Masih banyak lagi teori-teori dari para ahli  tentang arti nama Borobudur. Borobudur adalah bangunan umat Budha. Di India bangunan yang berhubungan dengan ajaran Budha disebut stupa, ialah bangunan yang berbentuk kubah berdiri di atas sebuah lapik dan diberi payng di atasnya. Adapun arti dari pada stupa itu adalah :
·         sebagaim tempat penyimpan relief (peninggalan-peninggalan) yang dianggap suci benda-benda, pakaian, tulang belulang sang Budha, arhat dan bhiksu terkemuka), dinamakan juga Dhatu grabha (Dagoba).
·         Sebagai tanda peringatan dan penghormatan sang Bhuda.
·         Sebagai lambang suci umat Bhuda.
                  
           Bangunan Borobudur pada hakekatnya adalah stupa juga yang karena mengalami perkembangan yang lama, mempunyai bentuk arsitektur yang lain dan pada yang terdapat di negara-negara penganut Budha lainnya.
           Pada piagam dan tahun 842 M, ada terdapat kalimat “Kamulan Bhumisambhara”, kamulan berasal dari kata sansekerta mula sedangkan Bhumisambhana diartikan menjadi Borobudur. Dengan demikian bangunan Borobudur menurut Casparis adalam tempat pemujaan atau penghormatan nenek moyang dari Wangsa Syailendra.

C.       BENTUK

            Candi Borobudur adalah salah satu dari 7 keajaiban dunia yang dikenal sampai sekarang, setiap bangunan candi Borobudur mengandung arti dan makna yang tersimpan dan banyak juga mengandung nilai-nilai sejarah yang tinggi. Contohnya dari bangunan patung singa berarti yang berada pada halaman sisi barat ang juga menghadap ke barat, seiolah-olah sedang menjaga bangunan candi yang megah dan bagus itu.
            Begitu juga dengan stupa induk yang berada di tengah-tengah dan paling atas, merupakan ahkota penghias bangunan candi Borobuduryang anggun dan mempesona. Nampak juga stupa berlubang yang pada bagian dalamnya terdapat patung Budha, stupa teras II dan teras II, sedangkan stupa teras I tidak terlihat. Dari situlah kita dapat mengambil makna bahwa sungguh besar keagungan Tuhan ini

BAB IV
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
            Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis yang berbentuk laporan kegiatan ini adalah, bahwa ternyata :
§      Kegiatan yang paling menyenangkan dalam kurun waktu sekolah selama ini adalah kegiatan karya wisata.
§      Bahwa tempat yang kita kunjungi, selama berwisata adalah tempat wisata yang paling besar dan mewah untuk melakukan tugas dan sebagainya.
§      Taman Pintar adalah suatu lokasi wisata yang menggiring intelektual kita lebih tinggi dan lebih berilmu.
§      Penyusunan laporan adalah salah satu bentuk penulisan karya tulis yang berdasarkan suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
                  
            Selain itu, ternyata tempat-tempat wisata yang kami kunjungi mempunyai sejarah yang sangat berbeda-beda, diantaranya :
§       Candi Borobudur dan suasananya menarik untuk kita pelajari sejarahnya
§       Taman Pintar yang merupakan tempatnya para siswa untuk belajar mengenai karya-karya ilmiah.
§       Kraton Yogyakarta yaitu tempat yang bersejarah, di dalam ruangannya terdapat batik, foto-foto / asset-asset
§       Candi Prambanan yang merupakan candi agama Hindu yang terindah di Indoesia,


B.       SARAN
            Saran yang dapat kami ajukan melalui laporan ini, bahwa event seperti ini sangat positif utuk generasi kedepan agar lebih matang persiapannya, sehingga pembuatan karya tulis ilmiah sederhana ini akan lebih baik dan bermanfaat bagi semuanya khususnya siswa SMPN 5 NGANJUK, selain sebagai dokumentasi perpustakaan juga dapat merupakan tambahan bacaan referensi karya tulis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

·        Majalah sejarah tahun 2006
·        http//:www.candiborobudur.com
·        Pemandu wisata candi Borobudur
·        Juru kunci candi Borobudur
·        Buku candi Borobudur (salayang pandang)


Minggu, 05 Desember 2010

Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan ( Pangan )

Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan ( Pangan )


Agar dapat berjalan, setiap reaksi kimiawi dan enzimatis membutuhkan kondisi lingkungan yang optimum (misalnya suhu, pH, konsentrasi garam, ketersediaan air, kofaktor dan faktor lainnya). Sebagai contoh, mikroorganisme memerlukan semua kondisi yang optimum untuk berlangsungnya reaksi kimiawi dan enzimatis, dan juga membutuhkan karbon, sumber nitrogen, beragam mineral, dan ada atau tidak ada oksigen (aerobik/anaero-bik), beberapa vitamin dan sebagainya.

Kehilangan mutu dan kerusakan pangan disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
  1. pertumbuhan mikroba yang menggunakan pangan sebagai substrat untuk memproduksi toksin didalam pangan;
  2. katabolisme dan pelayuan (senescence) yaitu proses pemecahan dan pematangan yang dikatalisis enzim indigenus;
  3. reaksi kimia antar komponen pangan dan/atau bahan-bahan lainnya dalam lingkungan penyimpanan;
  4. kerusakan fisik oleh faktor lingkungan (kondisi proses maupun penyimpanan) dan
  5. Kontaminasi serangga, parasit dan tikus.


Untuk mengontrol kerusakan kita harus membuat kondisi yang dapat menghambat terjadinya reaksi yang tidak dikehendaki. Secara umum, penyebab utama kerusakan produk susu, daging dan unggas adalah mikroorganisme sementara penyebab utama kerusakan buah dan sayur pada tahap awal adalah proses pelayuan (senescence) dan pengeringan (desiccation) yang kemudian diikuti oleh aktivitas mikroorganisme. Prinsip pengawetan pangan ada tiga, yaitu:
  1. Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial;
  2. Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan; dan
  3. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan hama. Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial dapat dilakukan dengan cara:
    • mencegah masuknya mikroorganisme (bekerja dengan aseptis);
    • mengeluarkan mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi;
    • menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, misalnya dengan penggunaan suhu rendah, pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik atau penggunaan pengawet kimia;
    • membunuh mikroorganisme, misalnya dengan sterilisasi atau radiasi.
Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan dapat dilakukan dengan cara destruksi atau inaktivasi enzim pangan, misalnya dengan proses blansir dan atau dengan memperlambat reaksi kimia, misalnya mencegah reaksi oksidasi dengan penambahan anti oksidan.

Pengolahan (pengawetan) dilakukan untuk memperpanjang umur simpan (lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan) produk pangan. Proses pengolahan apa yang akan dilakukan, tergantung pada berapa lama umur simpan produk yang diinginkan, dan berapa banyak perubahan mutu produk yang dapat diterima. Berdasarkan target waktu pengawetan, maka pengawetan dapat bersifat jangka pendek atau bersifat jangka panjang.

Pengawetan jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya penanganan aseptis, penggunaan suhu rendah (<20°C), pengeluaran sebagian air bahan, perlakuan panas ‘ringan’, mengurangi keberadaan udara, penggunaan pengawet dalam konsentrasi rendah, fermentasi, radiasi dan kombinasinya.

Penanganan aseptis merupakan proses penanganan yang dilakukan dengan mencegah masuknya kontaminan kimiawi dan mikroorganisme kedalam bahan pangan, atau mencegah terjadinya kontaminasi pada tingkat pertama. Penanganan produk dilakukan untuk mencegah kerusakan produk yang bisa menyebabkan terjadinya pengeringan (layu), pemecahan enzim alami dan masuknya mikroorganisme.

Penggunaan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat laju reaksi kimia, reaksi enzimatis dan pertumbuhan mikroorganisme tanpa menyebabkan kerusakan produk. Beberapa perubahan kimia seperti terjadi pada tepung, sereal, biji-bijian, minyak disebabkan oleh keberadaan air. Air dibutuhkan mikroorganisme untuk mempertahankan hidupnya. Pengeluaran sebagian kandungan air bahan melalui proses pemekatan atau pengeringan akan menurunkan laju reaksi kimiawi, enzimatis maupun mikrobial.

Perlakuan panas ringan (pasteurisasi dan blansir) dilakukan pada suhu <100°C. Proses blansir akan merusak sistem enzim dan membunuh sebagian mikroorganisme. Tetapi, sebagian besar mikroorganisme tidak dapat dihancurkan oleh proses blansir. Pasteurisasi menggunakan intensitas suhu dan waktu pemanasan yang lebih besar daripada blansir.

Pasteurisasi akan menginaktifasi enzim, membunuh mikroorganisme patogen (penyebab peyakit) dan sebagian mikroorganisme pembusuk. Beberapa reaksi penyebab kerusakan pangan dipicu oleh oksigen. Reaksi kimiawi seperti oksidasi lemak (ketengikan) yang terjadi pada minyak sayur, biji-bijian, buah-buahan, sayuran, susu, daging dan reaksi pencoklatan pada buah dan sayur dapat diperlambat dengan mengurangi kehadiran oksigen.

Penggunaan pengawet dengan konsentrasi rendah dan proses fermentasi juga merupakan cara yang dapat dilakukan untuk pengawetan temporer. Gula, garam, asam dan SO2 menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi akan menghambat pertumbuhan kapang dan kamir. Pemaparan pangan dengan radiasi elektromagnetik bisa merusak atau menghambat beberapa mikroorganisme dan sistim enzim alami tanpa perubahan nyata pada kualitas produk.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengawetan jangka panjang adalah pemanasan pada suhu tinggi (?100°C), penggunaan pengawet kimia, pengeringan, pengeluaran udara (pemvakuman), pembekuan dan kombinasi proses. Pemanasan pada suhu tinggi yang dilakukan bersama-sama dengan pengemasan yang bisa mencegah rekontaminasi, dapat menghambat/merusak mikroorganisme dan enzim.

Penggunaan gula atau garam dengan konsentrasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi enzimatis, seperti yang dilakukan pada pembuatan jeli dan dendeng. Pengawet alami seperti etanol, asam asetat dan asam laktat yang dihasilkan oleh mikroorganisme terpilih selama proses fermentasi bisa menghambat pertumbuhan mikroorga-nisme pembusuk. Penambahan pengawet seperti asam benzoat dan asam propionat juga berfungsi menghambat mikroorganisme secara selektif.

Proses pengeringan akan mengeluarkan air dan menyebabkan peningkatan konsentrasi padatan terlarut didalam bahan pangan. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan osmotik didalam bahan, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat laju reaksi kimia maupun enzimatis.

Penghilangan udara akan mengeluarkan semua oksigen sehingga mencegah berlangsungnya reaksi kimiawi dan enzimatis yang dipicu oleh oksigen, juga menghambat pertumbuhan mikroorganisme aerobik.

Perlakuan pembekuan (freezing) secara signifikan akan memperlambat laju reaksi kimiawi dan enzimatis serta menghambat aktivitas mikroorganisme. Proses pengawetan biasanya dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode pengawetan. Sebagai contoh, pembuatan susu pasteurisasi yang ditujukan untuk pengawetan jangka pendek dilakukan dengan kombinasi proses pemanasan ringan (pasteurisasi), pengemasan dan penyimpanan pada suhu rendah (refrigerasi).

Proses pengalengan yang ditujukan untuk pengawetan jangka panjang, dilakukan dengan melibatkan proses pengeluaran udara, pengemasan, pengaturan pH dan penggunaan suhu tinggi (sterilisasi). Juga penting diperhatikan penggunaan \ wadah (container) dan kemasan yang dapat melindungi produk dari mikroorganisme untuk menghindari terjadinya rekontaminasi selama penyimpanan.

Tehnik dan Teknologi Pengawetan pada Makanan - Pendinginan, Pengasapan, Pengalengan, Pengeringan, Pemanisan dan Pengasinan

Tehnik dan Teknologi Pengawetan pada Makanan - Pendinginan, Pengasapan, Pengalengan, Pengeringan, Pemanisan dan Pengasinan

Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi yang sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan, namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan. Berikut adalah beberapa teknik standar yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat luas dunia.
1. Pendinginan
Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dan teori dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat rendah. Untuk mendinginkan makanan atau minuman bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es.
Biasanya para nelayan menggunakan wadah yang berisi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Di rumah-rumah biasanya menggunakan lemari es untuk mengawetkan sayur, buah, daging, sosis, telur, dan lain sebagainya. Suhu untuk mendinginkan makanan biasa biasanya bersuhu 15 derajat celsius. Sedangkan agar tahan lama biasanya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4 derajat selsius.
2. Pengasapan
Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian diasapi dari bawah.
Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan dan pengeringan.
3. Pengalengan
Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara.
4. Pengeringan
Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan.
5. Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya.
6. Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan.